Selasa, 02 Juni 2015

SINOPSIS BIDAN

SINOPSIS PELAYANAN BIDAN PROFESIONAL
“Bidan Zara Rachmatika: Bidan Desa Selo Elai, Kutai Kertanegara”

DOSEN PENGAMPU : RIZKA AYU SETYANI, SST

Oleh : Kelompok 1
Meifa Dewi Rahmawatik    (14150013)
FL. Stephanie Sarereake    (14150018)
Wury Rohmiawati        (14150026)  
Sri Lestari Dominggus    (14150036)
Kelas : A11.1









PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015
PELAYANAN BIDAN PROFESIONAL
“Bidan Zara Rachmatika: Bidan Desa Selo Elai, Kutai Kertanegara”
Berprofesi sebagai seorang bidan hampir tidak pernah terbayangkan. Apalagi menjadi cita-cita dari sekolah mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMU. Namun skenario Tuhan tidak bercelah, tanpa direncanakan situasi dan kondisi setelah lulus SMU membawa Zara Rachmatika di alur Diploma Tiga Kebidanan melalui beasiswa Pemerintah Kabupaten Selo Elai, Kutai Kertanegara.  Usai menempuh pendidikan dan mendapatkan gelar Amd.Keb atau Ahli Madya Kebidanan, gadis kelahiran 19 Agustus 1990 ini, harus mengabdikan diri pada program Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara yakni satu Desa satu Bidan.
Desa Selo Elai pun menjadi lingkungan baru bagi Rara, sapaan akrab gadis umur 25 tahun ini, untuk mengabdikan diri selama 5 tahun kedepan. Jarak tempuh yang jauh dan medan yang cukup menyulitkan, dengan jalan tanah dan berbatu tak menyulitkan langkah Rara untuk memberikan pelayanan kesehatan pada warga setempat. Dibutuhkan waktu 60 menit untuk sampai ke Desa Selo Elai dan menggunakan sepeda motor. Masuk dalam suatu komunitas masyarakat, yang masih sangat percaya pada pengobatan tradisional, dengan membawa bekal ilmu kesehatan medis bukan hal yang mudah namun beruntung dengan keramahan warga sekitar tidak menyulitkan Bidan Rara untuk berinteraksi.
Perlahan tapi pasti kepercayaan masyarakat mulai timbul pada Poliklinik desa atau Polindes di Selo Elai, Kutai Kertanegara ini. Mulai dari 1 pasien, kini sudah mencapai puluhan dengan pelayanan siaga 24 jam. Suka dan duka silih berganti sunyi dan sepi pun menjadi hal biasa bayangkan saja tidak ada tv yang menjadi tontonan, listrik saja hanya menyala sekitar 5 jam mulai dari pukul 18.00 – 23.00 WITA selebihnya harus menggunakan penerangan seadanya. Begitupun apapun tantangannya semangat pengabdian untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien akan terus menjadi komitmen seperti hal nya seorang profesi menyandang gelar Bidan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar